Ilmuwan asal
Amerika Serikat melakukan penelitian pada tikus dan menemukan bahwa tikus
memiliki kemampuan mengenal tempat yang pernah dilaluinya. Dengan demikian,
tikus ahli dalam menelusuri sebuah labirin serta memiliki apa yang disebut sebagai sense
of place. Ilmuwan telah melihat jaringan spesifik pada sel otak tikus untuk
menciptakan pemetaan mental terkait lokasi mereka. Studi baru ini mengungkapkan
sel otak tikus bisa menunjukkan tanda-tanda aktif atau non-aktif pada lokasi
tertentu. Ilmuwan telah mengetahui bahwa hippocampus (komponen otak) terlibat
dalam menciptakan peta mental pada makhluk hidup vertebrata (bertulang
belakang). Namun, ilmuwan belum yakin bagaimana mental membentuk peta atau
mengapa manusia bisa tersesat. Studi terdahulu menunjukkan bahwa sel-sel tempat
tertentu di hippocampus diaktifkan ketika hewan menjelajah tempat baru.
Namun, untuk mengetahui sel otak mana yang mengirimkan informasi ke sel tempat tersebut terbukti rumit. “otak tikus seukuran buah anggur. Di dalamnya terdapat sekitar 50 juta neuron yang terhubung bersama-sama,” jelas Edvard Moser, Direktur Institut Kavli seperti dilansir Nbcnews. Untuk menyaksikan seluruh proses mempelajari tempat baru ini, Moser dan timnya menciptakan sebuah virus yang bisa memasukkan cahaya biologis kecil ke dalam neuron tikus. Kemudian, ilmuwan memasukkan serat optik ke dalam otak tikus guna menyambungkannya ke sel otak. Setelah proses tersebut, ilmuwan memasukkan elektroda aktif diantara sel-sel otak yang berbeda. Ilmuwan dapat mengidentifikasi neuron tikus serta mengukur sinyal listrik yang aktif pada sel-sel otak tersebut.
Namun, untuk mengetahui sel otak mana yang mengirimkan informasi ke sel tempat tersebut terbukti rumit. “otak tikus seukuran buah anggur. Di dalamnya terdapat sekitar 50 juta neuron yang terhubung bersama-sama,” jelas Edvard Moser, Direktur Institut Kavli seperti dilansir Nbcnews. Untuk menyaksikan seluruh proses mempelajari tempat baru ini, Moser dan timnya menciptakan sebuah virus yang bisa memasukkan cahaya biologis kecil ke dalam neuron tikus. Kemudian, ilmuwan memasukkan serat optik ke dalam otak tikus guna menyambungkannya ke sel otak. Setelah proses tersebut, ilmuwan memasukkan elektroda aktif diantara sel-sel otak yang berbeda. Ilmuwan dapat mengidentifikasi neuron tikus serta mengukur sinyal listrik yang aktif pada sel-sel otak tersebut.
Sumber:
Cakrawala, Harian Pikiran Rakyat, edisi Kamis 29 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar