Kamis, 29 Agustus 2013

Reaksi Kimia pada Tubuh Saat Jatuh Cinta


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwioqNS71hd0Xp2t-LmYcGSbnsFRP1pnU8Clhe7HsHDXkSUZXbzx_z5IdA3Ea6KzwF7o43viht_uPk6cLneJbXL4IjWoCMzR5_tx8BKE_M987Ql6akcmeJ_RCcwHKMrl5ro_BMt9SA6zpZ/s320/reaksi+kimia+cinta.png
Apapun pendapat orang tentang suatu pasangan kita, kalau sudah cinta, logika menjadi nomer dua. Apa yang terjadi dalam tubuh kita saat kita mengalami jatuh cinta? Ketika kita jatuh cinta, ada banyak unsur kimia yang membanjiri sekitar otak dan tubuh kita. Para peneliti mempelajari tentang pengaruh unsur-unsur kimia ini saat kita jatuh cinta dan ketika kita berada dalam hubungan jangka panjang. Hormon estrogen dan testosteron berperan dalam hal timbulnya hasrat seksual. Tanpa hormon ini, kita mungkin tidak akan pernah masuk ke tahap “bercinta yang sebenarnya”.
Saat jatuh cinta tanda-tanda yang muncul antara lain jantung berdebar, kulit memerah, dan telapak tangan berkeringat. Para peneliti mengatakan ini disebabkan oleh norepinefrine, dopamine dan phenylethylamine yang dilepaskan tubuh kita sehingga menimbulkan perasaan euforia. Zat lain yang banyak disekresikan saat jatuh cinta adalah adrenalin yang menyebabkan jantung kita berdetak lebih cepat saat kita berada di dekat orang yang kita sukai. Dopamine diibaratkan sebagai “bahan kimia kebahagiaan” yang menghasilkan perasaan yang penuh kenikmatan. Norepinephrine mirip dengan adrenalin dan menyebabkan rasa berdebar. Menurut Helen Fisher, seorang antropolog dan peneliti tentang cinta dari Rutgers University, kedua bahan kimia ini menghasilkan kegembiraan, energi yang kuat, sulit tidur, perasaan merindu, kehilangan nafsu makan dan perhatian terfokus. Dengan kata lain, orang yang sedang jatuh cinta sering kali terfokus pada hubungan cintanya dan melupakan hal lainnya.

Sumber: Cakrawala, Harian Pikiran Rakyat, edisi Kamis 29 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar