Senin, 24 Juni 2013

Bagaimana Tahi Lalat Terbentuk?




    Setiap orang pasti memiliki tahi lalat, berjumlah biasanya sekitar 10 sampai 30 buah tahi lalat. Timbul pertanyaan, bagaimana tahi lalat tersebut dapat muncul ditubuh kita? Tahi lalat atau nevus pigmentosus merupakan pertumbuhan kulit yang kecil, biasanya berwarna coklat tua atau hitam, kadang ada juga yang berwarna merah ataupun kuning coklat. Benda itu berasal dari sel-sel penghasil pigmen melanosit dikulit. Tahi lalat, dalam bahasa ilmiahnya disebut nevi, bukan hanya sesuatu yang manis dan menyenangkan, tetapi juga berpotensi menjadi ganas dan liar. Tahi lalat dengan gejala tertentu  dapat menyebabkan Melanoma maligna atau kanker kulit. Munculnya tahi lalat pada tubuh manusia bukanlah proses yang dapat diduga dan tidak sesederhana meletakkan butiran kecil dikulit. Tahi lalat disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan abnormal  dari sel-sel pigmen melanosit yang letaknya ada di bawah kulit di bagian yang lebih dalam. Keabnormalan ini tidak perlu ditakuti karena semua orang mengalaminya dan itu adalah sesuatu yang normal dan wajar. Umumnya tahi lalat muncul pada masa anak-anak hingga usia 20 tahun,  tapi ada juga yang terbentuk selama proses perkembangan janin yang disebut dengan congenital melanonev. Bahkan ada pula yang baru tampak di usia 40 tahun. Dalam perkembangannya, tahi lalat ini awalnya agak berwarna gelap dan tampak datar, semakin kita dewasa dapat semakin membesar serta mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Kemudia menjadi menonjol dan kadang ada yang ditumbuhi rambut. Adapun bentuk tahi lalat itu ada yang oval, bulat, tidak simetris dan macam-macam. Permukaan tahi lalat juga bervariasi, ada yang halus, ada pula yang kasar. Orang yang sering berjemur di bawah terik matahari  mempunyai kecenderungan memiliki lebih banyak tahi lalat. Pada wanita hamil, selama proses kehamilannya berlangsung, tahi lalat dapat tumbuh membesar serta bertambah gelap karena sel-sel pigmen memberikan respons terhadap kadar hormon. (septi)**

Sumber: Cakrawala, Harian Pikiran Rakyat, edisi Kamis 11 April 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar