Senin, 19 Agustus 2013

Kuda dalam Penelitian Tekanan Darah


Tinggi rendahnya tekanan darah akan menjadi persoalan serius bagi kesehatan tubuh manusia. Bila tekanan darahnya terlalu tinggi dari ambang normal, akan mengalami gangguan fisik. Sebaliknya, bila tekanan darahnya terlalu rendah juga tidak akan bugar. Manusia sudah mengenal tekanan darah sejak sekitar 2600 tahun sebelum masehi, seperti yang dilansir dari Medicinehistory. Saat itu kaisar kuning Huang Ti Nie Ching dari Cina menyebutkan bahwa konsumsi garam memiliki hubungan dengan penguatan detak. Tulisan ini ditemukan jauh setelah kematian Nie Ching. Kemudian naskah yang tertulis 2000 tahun sebelum masehi menyebutkan soal pentingnya penggunaan potasium untuk diet.  Selama ribuan tahun setelah tulisan Kaisar Kuning itu memang belum terdefinisikan secara pasti soal hubungan garam dengan denyut jantung, atau potasium dengan diet. Keterkaitan ini baru mulai terdefinisikan sejak tahun 1706 saat ahli anatomi asal Prancis, Raymond de Viessens menggambarkan struktur jantung.
Gambar struktur hati ini kemudian mengilhami Reverend Stephen Hales. Dari situ dia kemudian terpikir untuk mengukur tekanan darah. Makhluk yang pertama kali tekanan darahnya diukur, ternyata bukan manusia. Dia menjalankan pengukuran ini saat berlangsung pembedahan seekor kuda. Namun demikian, saat itu alat yang digunakan untuk mengukurnya belum sederhana. Barulah di tahun 1896, seorang ahli fisika Scipione Riva-Rocci menemukan alat yang sederhana untuk mengukur tekanan darah manusia. Alat itu berupa karet yang diikat melingkar lengan, yang kemudian diisi angin. Pengisian angin ini bertujauan untuk menghentikan aliran darah di urat yang dialiri darah. Alat ini masih mengandalkan hitungan manual.

Sumber: Cakrawala, Harian Pikiran Rakyat, edisi Kamis 15 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar